Berkisah tentang perjalanan romansa cinta dan kehidupan thirty-something-lonely-man named Oliver  with a French actress named Anna setelah kehilangan Ayahnya (named Hal) karena kanker. Sebelum meninggal, Sang Ayah telah mengaku gay beberapa bulan setelah istrinya meninggal dan dengan segera menjalani sisa hidupnya waktu itu dengan melibatkan diri dengan segala komunitas gay yang ditemui. gay book club, gay movie club, yep you named it!  Memori-memori penuh dengan keterkejutan, kelucuan, kasih sayang, dan pelajaran tentang cinta dari pengalaman hidup Ayahnya inilah yang terflash back di kepala Oliver ketika menjalani kehidupannya sekarang dengan Anna.  

REVIEW

pertama-tama saya mau mengakui saya nggak mendapatkan full story dari film ini karena film ini susah banget dicari. saya terpaksa hanya bisa nonton secara online. no subtitle. jadi yaaa, ini hanya memberi gambaran sedikit banyak. karena saya sejujurnya memiliki keterbatasan listening english:(
 

romantis, lovely, dan entah kenapa merasakan kesedihan yang indah saat menontonnya. romantis anticheesy, tentu saja melihat dari kisah Anna dan Oliver yang dipertemukan tiba-tiba. dua orang asing yang saling terpesona satu sama lain pada suatu pesta kostum diakhiri dengan keterpesonaan terhadap personal masing-masing. yang menarik saat mereka awal bertemu, mereka nggak punya conversation yang banyak karena tenggorokan Anna mengalami semacam radang. jadi Anna menuliskan tiap kalimat pada notes kecil, lalu Oliver membaca. dan seringkali percakapan bisu mereka diakhiri dengan staring-at-each-other penuh senyum dari keduanya. THAT is chemistry.



romantic story of two strangers

lovely terlihat dari sinopsis awal mengenai kehidupan yang dijalani oleh ayah Oliver. Hal yang selama empatpuluhtahun menikah dengan ibu Oliver akhirnya merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang selama ini ia sangkal. seperti quote filmnya, dia benar-benar merasakan cinta yang sebenarnya karena akhirnya ia menjalani kehidupan yang ia mau. membuat sebuah pertanyaan muncul dikepala, apakah sewaktu istrinya masih hidup dia pernah selingkuh sama lelaki lain? tapi btw, istrinya memang sudah tahu dia gay dari sebelum menikah, dan malah menawarkan bantuan supaya Hal bisa memiliki normal-sexual-oriented. Mungkin karena itu pada akhirnya saya merasa kesedihan yang indah aneh yang membuat saya menyadari betapa luas, gila, dan tidak terbatasnya kemungkinan hidup yang dipilih manusia. juga tak lupa karena hubungan yang dibangun dua aktor kece sebagai ayah (Christopher Plummer) dan anak (Ewan McGregor) ini sungguh menyentuh hati. terutama bagaimana Oliver memberikan dukungan kepada ayahnya tanpa menghakimi, misalnya dengan simply mengikuti beberapa kegiatan bersama gay friends sang ayah.
 

Oliver si karakter utama, tidak sering berdialog dengan orang. dia lebih sering merenung dan menggambar (he is a graphic designer) atau bahkan berbicara dengan anjingnya, Arthur. yang justru membuat segalanya pada film ini menjadi lebih artistik dan membuat perasaan saya lebih masuk ke dalam ceritanya. ekspresi dan flashback kehidupan Oliver cukup mewakili karakternya. senyum otentiknya yang selalu terlihat sedih, karir sebagai desainernya yang nggak begitu cemerlang, dan perhatian terhadap anjingnya yang tidak pernah bisa ditinggal sendiri di rumah, membuatnya terlihat pathetic yet good man.

oh ya, walaupun storyline yang terkesan berat dan rumit, filmnya diberikan dalam keadaan simple, humorous, dan artistic. apalagi ketika menceritakan kehidupan baru Hal, itu kocak banget. jadi bukan tipe film bagus dengan alur membosankan yang butuh konsenterasi penuh untuk ditonton. melainkan tipe yang ditonton, dinikmati, dan membuat senyum sedih di akhirnya. mungkin sedikit air mata juga kalau terlalu meresapi.